Alan Budikusuma yang merupakan legenda bulutangkis Indonesia tidak habis pikir tentang KPAI yang telah menuduh bahwa PB Djarum sudah melakukan eksploitasi anak. Dia menilai kalau PB Djarum menyelenggarakan audisi guna untuk mencari bibit bulutangkis saja.
PB Djarum sendiri sudah resmi mengumumkan kalau mereka akan memberhentikan audisi umum bulutangkis yang dimulai tahun 2020 mendatang. Langkah tersebut diambil agar dapat meredam polemik ekspoitasi anak yang telah dituduhkan oleh pihak KPAI yang merupakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia serta Yayasan Lentera Anak.
Meskipun demikian, akan tetapi dihentikannya audisi umum tersebut ternyata menciptakan perdebatan yang besar. Pasalnya hingga sekarang ini PB Djarum sendiri telah melahirkan banyak sekali pebulutangkis terkenal dunia seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo yang mampu menempati dirinya sebagai peringkat satu dunia di dalam nomor ganda putra bersama dengan rekannya, Marcus Fernaldi Gideon.
Sebagai salah satu pencari bakat didalam audisi umum PB Djarum, Alan mengaku sangat prihatin dengan keputusan dan langkah yang diambil oleh PB Djarum. Meskipun dia juga tahu kalau keputusan tersebut telah dipertimbangan dengan sangat matang.
“Kami pamit bukanlah dengan dasar emosional, ataupun ngambek seperti seorang anak kecil. Bukan. Ini snagatlah rasional. Namun saya juga cukup prihatin dikarenakan dari audisi yang dibuat PB Djarum sendiri sudah banyak sekali melahirkan banyak sekali pemain bulutangkis top yang dapat mengharumkan nama Indonesia dalam dunia internasional,” kata Alan kepada pewarta melalui sambungan telepon.
“Jadi kami akan tetapi menunggu bagaimana respon dan niat baik dari KPAI agar dapat menyelesaikan masalah ini secepatnya. Hal itu dikarenakan sekarang ini masih sedang terjadi deadlock yang seperti dikatakan oleh pak Yoppy Rosimin,” lanjut pria yang pernah menyumbangkan medali emas Olimpiade 1992 untuk Indonesia tersebut.
“PB Djarum merupaka klub, jika dari pihak KPAI melihat kalau kami itu sebagai sebuah produk. Nah hal tersebut yang seharusnya dapat disinkronkan kalau pihak KPAI harus bisa mengerti kalau ini merupakan PB Djarum, yang kami lakukan ialah mendidik serta mencari bibit, bukanlah eksploitasi,” lanjutnya.
Kemenpora Imam Nahrawi juga berencana untuk menengahi polemik yang sedang terjadi sekarang ini. Pertemuan nantinya akan direncakan dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 11 September 2019 yang dimana akan dihadiri oleh kedua pihak, PB Djarum serta KPAI.
“Dilihat saja nanti ya. Saya hanya mau tekankan kalau audisi ini hanya mencari bibit dan yang melakukannya adalah PB Djarum. Kalau dari pihak KPAI mau menghentikannya? Bapak Yoppy Rosimin juga sudah berbicara kalau ada surat resmi dari pihak KPAI yang sudah meminta kalau audisi harus dihentikan. Akan tetapi KPAI klaim kalau tidak ada. Jadi apa dong? Lucu,” tutup pria yang menikahi legenda bulutangkis, Susy Susanti tersebut.
Yoppy juga telah berpamitan saat melangsungkan konferensi pers pada hari Sabtu tanggal 7 September 2019 pada Hotel Aston yang terletak di Purwokerto.
“Sesuai dengan permintaan dari pihak terkait, pada audisi kali ini akan kita turunkan semua brand PB Djarum. Karena pihak PB Djarum sadar agar mereduksi polemik itu. Kaos yang sudah kami berikan kepada anak-anak tidak akan kami berikan lagi dan mereka akan memakai kaos asal klub mereka masing-masing. Kita sudah putuskan, tidak ada lagi deal yang lain, terima atau tidak, kita sudah putuskan,” kata Yoppy mengenai permintaan KPAI.
“Tahun depan PB Djarum akan menghentikan audisi umum di tahun 2020 dan kami mau pamitan sementara waktu. Ini memang sangat disayangkan, tapi untuk kebaikan bersama lebih baik dihentikan dulu,” ujar Yoppy.
PB Djarum sendiri telah melahirkan banyak sekali atlet bulu tangkis terbaik Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Mohammad Ahsa, Tontowi Ahmad, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Praveen Jordan dan yang lainnya.